Showing posts with label Tokoh. Show all posts
Showing posts with label Tokoh. Show all posts

Indonesia Negara Mafia , menurut anda?

Kekhawatiran ini disampaikan pengamat politik, J Kristiadi. Banyak kebijakan yang dikeluarkan baik legislatif dan eksekutif hanya untuk kepentingan kelompok dan pribadi. "Di bukunya Benny K Harman, saya lupa judulnya.

Bagaimana DPR itu orang-orangnya cari duit, disampaikan secara eksplisit kok. Negara tidak hanya dipengaruhi mafia, tapi sudah jadi negara mafia," kata Kristiadi di sela-sela diskusi di Hotel Four Seasons, Kuningan, Jakarta, Rabu (6/6/2012). Kristiadi tidak sembarang bicara.

Berdasarkan buku yang dibuat anggota DPR terpapar bagaimana politisi mencari uang. Mereka tahu perbuatan itu tidak benar, tetapi tetap dilakukan. "Mereka tahu cara itu buruk, tapi tidak bisa menghindarkannya. Seperti anak muda makan junk food padahal sudah banyak ancaman," jelasnya. Dia juga menilai kalangan politisi Senayan saat ini mengalami political schizophrenia. Mereka tahu apa yang mereka lakukan buruk, tetapi tetap dilakukan. "Negara pun menjadi negara anarkis, sehingga kebijakan-kebijakannya pun anarki," ucap Kristiadi.


Sumber : http://news.detik.com/prokontra/detail/2012/06/07/115130/1935175/612/indonesia-sudah-menjadi-negara-mafia#pro

4 Jurus Daya Pikat Jokowi !

Sejumlah penghitungan cepat yang digelar beberapa lembaga survei menyebutkan pasangan Joko Widodo (Jokowi) - Basuki T Purnama (Ahok) berada di tempat teratas pilgub DKI. Jokowi bukan orang Jakarta dan sebagian besar waktunya habis di Solo, Jawa Tengah.


Lantas daya tarik apa yang membuat Jokowi bersinar? Berikut ini beberapa daya tarik Jokowi yang dihimpun detikcom:

1. Tokoh Antikorupsi 

Jokowi dikenal sebagai tokoh antikorupsi. Tidak heran, dia diganjar penghargaan Bung Hatta Anticorruption Award 2010. Penghargaan diberikan kepada Jokowi dengan pertimbangan integritas, tindakan nyata, dan upaya membangun sistem layanan publik yang terbuka demi reformasi birokrasi. Untuk mencegah praktik korupsi di jajarannya, sejak awal menjadi kapala daerah di Solo, Jokowi berupaya memperbaiki, mengubah, dan membenahi sistem. Misalnya dalam pengurusan kartu tanda penduduk (KTP) dan perizinan. Jika dulu pengurusan KTP selesai dalam seminggu, bahkan sebulan, kini dalam tempo satu jam sudah jadi. "Untuk apa lagi orang memberi amplop pada petugas jika satu jam saja KTP jadi?" ucap Jokowi seperti dikutip dari http://www.bhaca.org

2. Merakyat 

Blusukan ke pasar tradisional adalah aktivitas yang kerap kali dilakukan Jokowi kala memimpin Solo. Inilah yang membuat alumnus Fakultas Kehutanan UGM ini dikenal dekat dengan rakyat. Jokowi juga berhasil menata 5.817 pedagang kaki lima (PKL) di Solo tanpa unjuk rasa. Atas arahannya, pedagang diberi kios dengan membayar retribusi Rp 3.000 per hari. Hal ini tentu mendapat sambutan positif dari rakyat kecil. Apalagi buat Jokowi, PKL merupakan potensi yang tidak perlu disingkirkan. Bagi dia, dengan menggarap PKL dan pasar tradisional akan banyak menolong rakyat kecil. "Kalau yang mart-mart itu tidak menolong yang kecil. Investor itu tidak selalu asing. Karena kalau kecil dikelola dengan baik bisa mendatangkan yang besar. Ratusan ribu rupiah tidak apa-apa, tidak harus miliar," ucap Jokowi sesaat setelah menerima Bung Hatta Anticorruption Award 2010 lalu. Kesan merakyat juga muncul kala dia dan Ahok memilih baju kotak-kotak dalam perjalanan menuju DKI 1. Baju kotak-kotak aneka warna itu memiliki filosofi, keduanya ingin diterima warga Jakarta yang punya latar belakang beragam.

3. Metal 

Di balik sikapnya yang tenang, ternyata Jokowi adalah penggemar musik metal. Kegemaran Jokowi pada aliran musik cadas ini tentu membuatnya semakin unik. Saat Dream Theatre konser di Jakarta pada April 2012 lalu, sebenarnya Jokowi sudah sempat membeli tiket. Namun dia urung menghadiri konser tersebut karena lebih memilih datang ke acara pengajian. Jokowi juga pernah mengacungkan tangannya membentuk lambang metal saat mendapat nomor urut 3 di pilgub DKI. Bukan sekadar gaya-gayaan, metal ini merupakan singkatan dari 'menang total'.

 4. Wali Kota Teladan 

Jokowi pernah dinobatkan sebagai wali kota teladan dari Kemendagri pada 2011. Hal itu tidak berlebihan karena selama pemerintahan Jokowi, Kota Solo bergerak ke arah yang lebih baik. Di masa kepemimpinan Jokowi, Solo pernah menjadi kota dengan tata ruang terbaik ke-2 di Indonesia. Karena berhasil mengelola keuangan dengan baik, Solo juga mendapat penghargaan dari Departemen Keuangan berupa dana hibah sebesar 19,2 miliar pada 2009. Bahkan Solo juga tercatat 5 kali mendapat Anugerah Wahana Tata Nugraha (2006-2011) karena tata tertib lalu lintas dan angkutan umumnya. Selain itu masih banyak sederet prestasi Solo lainnya yang mencorong. Nama Jokowi juga masuk dalam nominasi wali kota terbaik sejagat oleh The City Mayors Foundation 2012. Pada Juni lalu situs resmi www.worldmayor.com yang merupakan situs lembaga City Mayors mengumumkan seleksi 25 nama nominasi wali kota terbaik sedunia. Salah satu nama yang dicantumkan adalah nama Jokowi.

sumber :http://news.detik.com/read/2012/07/11/161354/1963026/10/inilah-daya-pikat-jokowi

Asal Nama Julukan Jokowi Calon Gubernur DKI

Jokowi itu pemberian nama dari buyer saya dari Prancis,” begitu kata Wali Kota Solo, Joko Widodo, saat ditanya dari mana muncul nama Jokowi. Kata dia, begitu banyak nama dengan nama depan Joko yang jadi eksportir mebel kayu. Pembeli dari luar bingung untuk membedakan, Joko yang ini apa Joko yang itu. Makanya, dia terus diberi nama khusus, ‘Jokowi’. Panggilan itu kemudian melekat sampai sekarang. Di kartu nama yang dia berikan tertulis, Jokowi, Wali Kota Solo. Belakangan dia mengecek, di Solo yang namanya persis Joko Widodo ada 16 orang.

Jokowi meraih gelar insinyur dari Fakultas Kehutanan UGM pada tahun 1985. Ketika mencalonkan diri sebagai walikota Solo, banyak yang meragukan kemampuan pria yang berprofesi sebagai pedagang mebel rumah dan taman ini; bahkan hingga saat ia terpilih. Namun setahun setelah ia memimpin, banyak gebrakan progresif dilakukan olehnya. Ia banyak mengambil contoh pengembangan kota-kota di Eropa yang sering ia kunjungi dalam rangka perjalanan bisnisnya

Pemenang Pilkada DKI Jokowi-ahok

Penghitungan cepat (quick count) Kompas sudah mencapai 99 persen atau sisa satu persen sampel suara yang belum masuk.

Hasilnya, untuk sementara, Jokowi-Ahok memenangkan Pilkada DKI Jakarta. Berikut hasil quick count Kompas (dalam persen) hingga pukul 16.02 dan sampel suara masuk 99 persen:


 

1. Foke-Nara 34,35
2. Hendardji-Riza 1,88

3. Jokowi-Ahok 42,61 

4. Hidayat-Didiek 11,37
5. Faisal-Biem 5,06
6. Alex-Nono 4,73 KPU DKI akan melakukan rekapitulasi penghitungan suara secara manual pada 19-20 Juli 2012 mendatang.(*)

sumber:http://jakarta.tribunnews.com/2012/07/11/quick-count-kompas-jokowi-ahok-pemenang-pilkada-dki

Pilkada DKI hasil Quick Count Terbaru Jokowi - ahok unggul

JAKARTA, KOMPAS.com - Hitung cepat Litbang Kompas yang menggunakan sampel 400 Tempat Pemungutan Suara (TPS) di seluruh wilayah Jakarta menunjukkan pasangan nomor urut tiga yaitu Jokowi-Ahok unggul. "Hasil hitung cepat ini sudah dapat dinyatakan selesai. Selamat pada Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama dan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli yang masuk pada putaran kedua," kata Wakil Pimpinan Redaksi, Budiman Tanuredjo di Kompas, Palmerah, Jakarta, Rabu (11/7/2012). Berdasarkan data akhir yang masuk pada pukul 15.40 WIB, pasangan Jokowi-Ahok meraup perolehan suara sebesar 42,62 persen. Pasangan nomor urut satu yaitu Foke-Nara menyusul dengan 34,36 persen. Selanjutnya, pasangan Hidayat-Didik berada di posisi tiga dengan 11,33 persen. Posisi tiga terbawah tidak mengalami banyak perubahan dengan pasangan Faisal-Biem mengantongi sebesar 5,06 persen. Disusul pasangan Alex-Nono dengan 4,75 persen dan masih berada pada posisi paling buncit adalah pasangan Hendardji-Riza dengan 1,89 persen. Kendati demikian, warga Jakarta tetap harus bersabar menanti hasil resmi yang akan dikeluarkan dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi DKI Jakarta pada pekan depan. "Semuanya tetap menanti hasil dari KPU Provinsi DKI Jakarta mendatang," ujar Budiman. Sementara itu untuk prediksi hasil putaran kedua nanti, justru perolehan suara akan menurun kembali. Mengingat pada Pilkada yang kali ini menawarkan enam pasangan calon tidak membuat perolehan suara naik secara signifikan. "Ada enam calon saja hanya naik satu persen. Ada kemungkinan saat tersisa dua calon maka akan kembali turun lagi," katanya

Sumber:http://pilkada.kompas.com/berita/read/2012/07/11/16003364/Selamat.JokowiAhok.dan.FokeNara